Alhamdulillah, Ketua Prodi Pascasarjana Studi Kepesantrenan Instika Lolos Program KMBAAA Balitbang Kemenag RI
INSTIKA394x ditampilkan Berita Prodi PAI Pascasarjana Instika Studi Kepesantrenan Balitbang Kemenag RI KMBAAA Dosen Instika
Guluk-guluk-INSTIKA-Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam studi kepesantrenan Pascasarjana Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika), Dr. Abd. Warits, M.Pd.I lolos sebagai presenter dalam program yang diselenggarakan Kementerian Agama bertajuk Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika dan Amerika Latin (KMBAAA).
Diketahui, ajang KMBAAA Balitbang Kemenag RI ini mengusung tema Religion for Humanity berlangsung di Bandung, 20 - 22 Desember 2023 bertempat di Savoy Homann Hotel, Jalan Asia Afrika No.112, Kota Bandung, Jawa
Barat.
Dr. Ach. Maimun, M.Ag, Direktur Pascasarjana Instika, Guluk-guluk Sumenep bersyukur karena Ketua Prodinya lolos dalam program tersebut. Ia mengatakan terus mendukung para dosen agar bisa berpartisipasi dalam event internasional.
“Kita memang mendukung para dosen agar terus meningkatkan kualitas dan integritas melalui penelitian berbasis internasional,” kata Alumni UIN Sunan Kalijaga itu.
Sementara itu, dikutip Tim Media Instika, Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki, mengatakan KMBAAA menjadi tonggak penting dalam penguatan moderasi beragama. Selain ajang konferensi akademik, KMBAAA ini sekaligus menjadi pengingat spirit solidaritas bangsa Asia Afrika dan Amerika Latin.
"KMBAAA menjadi ikhtiar Kementerian Agama dalam penguatan moderasi beragama di level global sekaligus ikut mengupayakan perdamaian dunia di tengah konflik yang terus terjadi di sejumlah negara," kata Wamenag di Bandung, Rabu, 20 Desember 2023.
“KMBAAA menjadi forum strategis internasionalisasi moderasi beragama di kawasan Asia Afrika dan Amerika Latin. Hal ini merupakan salah satu implementasi Perpres No 58 tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama,” jelasnya.
Penguatan moderasi beragama, kata Wamenag, diharapkan dapat menjadi solusi global dalam upaya perdamaian dunia. Oleh karena itu, Kemenag mendorong moderasi beragama sebagai gerakan wawasan global untuk mengatasi konflik yang masih terjadi
Wamenag yakin, moderasi beragama dapat menjadi sarana mewujudkan kemaslahatan kehidupan beragama dan berbangsa yang harmonis, damai, dan toleran di wilayah Asia Afrika dan Amerika Latin.
“Semoga dengan terselenggaranya KMBAAA dapat memperkuat dan menumbuhkan literasi dalam spirit solidaritas kehidupan yang damai. Pola pikir tersebut perlu ditumbuhkan kembali guna meraih berbagai harapan ke depan,” tuturnya.
Hal senada disampaikan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Menurutnya, konflik antarmanusia tidak boleh karena mengancam masa depan umat manusia.
“Kita perlu merespons eskalasi konflik yang terjadi di dunia. Sebab jika terus dibiarkan akan berakibat kehancuran total dari peradaban manusia dan global,” tutur sosok yang akrab disapa Gus Yahya.
Ketum PBNU mengajak para tokoh dunia untuk bersuara lantang agar secara signifikan dapat mengingatkan dunia tentang konsensus penting yang telah dicapai, yaitu Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Kita tidak bisa menunggu momen. Kita harus terus menyuarakan perdamaian dunia,” ungkapnya.
“Dengan inspirasi dari Presiden Soekarno bersama rekan-rekannya pada tahun 1955, kami memiliki ide dan niat untuk menciptakan kembali sejarah tersebut. Bahkan berbuat lebih banyak dengan mewujudkan cita-cita Presiden Soekarno untuk mengadakan konferensi Asia, Afrika, dan Amerika Latin di masa depan,” sambung Gus Yahya.
“Mari kita bekerja sama demi masa depan umat manusia, demi anak cucu, dan demi masa depan peradaban manusia,” ujarnya lagi.