INSTIKA Gelar Maulid Nabi, Tingkatkan Semangat Moderasi
HKI-SYAR180x ditampilkan Laporan Khusus Berita
Guluk-Guluk - INSTIKA - Di bulan kelahiran Nabi Muhammad Saw. Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk Sumenep menggelar Maulid Nabi dan Bedah Kitab Khotbah Jumat karya KH. Muhammad Ilyas Asysyarqawi, Selasa (19/09/2023), di Aula Asysyarqawi INSTIKA.
Acara yang diprakarsai oleh Lembaga Pusat Studi Aswaja dan BAU INSTIKA itu mengusung tema "Nilai-Nilai Moderasi dalam Naskah Khotbah KH. Muhammad Ilyas Asysyarqawi." Hadir sebagai pembedah Drs. KH. Muhammad Muhsin Amir, pembanding Dr. KH. Ach. Maimun, M.Ag., dan moderator Dr. Fathurrosyid, M.Th.I.
Turut hadir Wakil Rektor I Dr. H. Damanhuri, M.Ag., Wakil Rektor II Dr. KH. Mohammad Hosnan, M.Pd., Wakil Rektor III K. M. Mushthafa, MA. Sebagai undangan yang hadir dalam acara itu adalah seluruh karyawan INSTIKA dan IST Annuqayah serta masyarakat di sekitar kampus INSTIKA.
Wakil Rektor I dalam sambutannya menyampaikan, Maulid Nabi itu diharapkan membawa berkah dalam penyelenggaraan pendidikan di lingkungan Annuqayah.
Selain itu, Wakil Rektor I melaporkan bahwa proses akademik di INSTIKA berjalan dengan baik dan semakin berkualitas. "Hal ini terbukti dengan beberapa program studi di lingkungan INSTIKA yang mendapat nilai akreditasi Unggul," terangnya.
Sementara itu, dalam bedah kitab khotbah, Drs. KH. Muhammad Muhsin Amir menyampaikan bahwa kitab khotbah yang ditulis Kiai Ilyas itu memiliki berbagai kelebihan, di antaranya mengandung bahasa sastra atau nilai balagah yang tinggi, pembahasannya singkat dan padat, serta disampaikan dengan bahasa dan logika yang terstruktur dan sistematis.
Sehubungan dengan moderasi, menurut Kiai Muhsin Amir, Kiai Ilyas di dalam kitab khotbahnya itu mendukung Pancasila, tidak mencela dan menghina siapa pun, dan hanya mendoakan yang baik buat mereka yang dianggap buruk.
"Kiai Ilyas tidak menginginkan negara Islam, tetapi nilai-nilai keislaman bisa diterapkan di Indonesia," terang Kiai Muhsin menanggapi pernyataan moderator yang menyatakan adanya doa dalam kitab khotbah yang disinyalir menginginkan berdirinya negara Islam.
Sebagai pembanding Dr. Ach. Maimun memperjelas kembali nilai-nilai moderasi di dalam kitab khotbah itu. Menurutnya, dari segi bentuknya saja kitab khotbah Kiai Ilyas itu moderat, yakni singkat atau tidak lama. Hal ini menunjukkan khotbah itu tidak mengesampingkan masalah kemanusiaan yang merupakan bagian dari moderasi.
Nilai moderasi yang lain, menurut Direktur Pascasarjana INSTIKA itu, adalah keberimbangan dalam beribadah zahir dan batin, keberimbangan antara tubuh dan akal, atau keberimbangan antara fisik dan rohani, juga moderasi dalam beragama, termasuk moderasi dalam berkehidupan.
"Tidak ideal jika hanya salah satunya yang dikedepankan. Itu artinya harus ada keberimbangan antara ibadah akhirat dan ibadah sosial dan kehidupan. Ini adil," jelas Dr. Ach. Maimun.
Penulis: Masykur Arif (LP2D)